Rabu, 28 Desember 2011

The Memories Of PPLT

Untuk kali ini Jhe mw posting beberapa foto waktu PPLT nich .....
jadi kangen sama masa2 itu ..... susah seneng tetep bareng2 ....
nyusun perankat, buat struktur kelas, sampe bantuin guru2 ngumpulin data untuk akreditasi sekolah ...........
hmmmmmmmmmm .... so busy but ... it's so nice ...



ini foto diambil habis Upacara ....with Double Indah ( indah,y ada 2 nich ,, hehe,,,) n' Wulan.

foto kenang2an ma guru pamong.


wowww ,,,,,, kalah sama teletubies ya lengketnya ... hehehehehe....

Supervisi Pengajaran


SUPERVISI PENGAJARAN

     A.  PENGERTIAN SUPERVISI
Supervisi adalah tindakan pengawasan oleh atasan kepada bawahan tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh bawahan.disamping itu,supervisi mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi bantuan dan perbaikan.berbagai buku mendefinisikan sepervisi berbeda satu sama lain.Daresh pada tahun 1989 mendifinisikan supervisi sebagai suatu proses mengawasi kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan organisasi.Wiles pada tahun 1955 mendefinisikannya sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar.
Dari berbagai definisi tersebut kelihatannya ada kesepakatan umum,bahwa kegiatan supervisi pengajaran ditujukan untuk perbaikan pengajaran.perbaikan itu dilakukan melalui peningkatan kemampuan profesional guru dalam melaksanakan tugasnya.jadi supervisi adalah semua usaha yang dilakukan oleh supervisor untuk memberikan bantuan kapada guru dalam memperbaiki pengajaran.
Dalam kerangka keseluruhan kegiatan pendidikan disekolah,supervisi mempunyai kawasan tugas sebagai bagian dari kegiatan arah profesionalisasi yaitu bahwa tugas seorang supervisor bukanlah untuk mengadili tetapi untuk membantu,mendorong,dan memberi keyakinan kepada guru bahwa belajar mengajar dapat dan harus diperbaiki.
Kegiatan supervisi dilaksanakan melalui berbagai proses pemecahan masalah pengajaran.tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar.dilain pihak supervisi pengajaran mengkonsentrasikan wawasannya pada berbagai usaha untuk membantu guru dalam proses perbaikakan pengajaran.dengan demikian supervisi pengajaran merupakan bagian dari kegiatan administrasi pendidikan.akan tetapi supervisi pengajaran merupakan bagian dari kegiatan administrasi pendidikan.

1.      Fungsi dan peran supervisi
Supervisi pengajaran seharusnya dilakukan oleh seseorang yang dididik khusus dan ditugaskan untuk melakukan pekerjaan itu,dangan menggunakan keahlian khusus.supervisi pengajaran merupakan pekerjaan provesional karena tidak semua orang dapat melakukan supervisi pengajaran,namun demikiani di negara kita pekerjaan kegiatan supervisi pengajaran belum diakui sebagai bidang pekerjaan profesional didalam peraturan pemerintah Nomor 38 tahun 1989 telah terlihat arah profesionalist, meskipun belum tegas. Tugas seorang supervisor bukanlah untuk mengadili tetapi untuk membantu, mendorong, dan memberi kekayinan kepada guru, bahwa proses belajar-mengajar dapat dan harus diperbaiki.
Kegiatan supervisi dilaksanakan melalui berbagai proses pemecahan masalah pengajaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses belajar mengajar. Dengan demikian, ciri utama supervisi adalah perubahan, dalam pengertian peningkatan arah efektifitas dan efesiensi proses belajar-mengajar secara terus menerus.
Program- program supervisi hendaknya memberikan rangsangan terhadap terjadinya perubahan dalam kegiatan pengajaran. Perubahan-perubahan ini dilakukan antara lain melalui berbagai usaha inovasi dalam pengembangan kurikulum serta kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam jabatan untuk guru.
Perubahan merupakan suatu kejadian yang tidak dapat dilakukan, baik karena tuntutan dari dalam kegiatan proses belajar mengajar itu sendiri, maupun karena adanya tuntutan lingkungan yang selalu berubah pula. Ada dua jenis supervisi dilihat dari peranannya dalam perubahan itu, yaitu:
1.      Supervisi traktif, artinya supervisi yang hanya berusaha melakukan perubahan kecil karena menjaga kontinouitas. Supervisi traktif ini misalnya dap[at dilihat dari kegiatan rutin seperti pertemuan ritin dengan guru-guru untuk membicarakan kesulitan-kesulitan kecil, memberikan informasi tentang prosedur  yang telah disepakati dan memberikan arahan dalam prosedur standar operasi (PSO) dalam suatu kegiatan.
2.       Supervisi dinamik, yaitu supervisi yang diarahkan untuk mengubah secara lebih intensive praktek-praktek pengajaran tertentu. Tekanan dalam perubahan inni diletakan kepada diskontinouitas, gangguan terhadap praktek yang ada sekarang untuk diganti dengan yang baru. Program demikian merupakan program baru yang mempengaruhi prilaku murid, guru, dan semua personel sekolah.


B. PELAKSANAAN SUPERVISI

Untuk melaksanakan fungsi dan peranan supervisi pengajaran disekolah, perlu pemahaman tentang landasan dan siapa yang melaksanakan supervisi. Dalam usaha mempertinggi efesiensi dan efektivitas proses pelaksanaan supervisi pendidikan, kegiatan supervisi tersebut perlu dilandasi oleh hal-hal sebagai berikut :
a.       Kegiatan supervisi harus dilandaskan atas filsafat pancasila.
b.      Pemecahan masalah supervisi harus dilandaskan kepada pendekatan ilmiyah dan dilakukan secara kreatif.
c.       Keberhasilan supervisi harus dinilai dari sejauh mana kegiatan tersebut menunjang prestasi belajar siswa dalam proses belajar – mrngajar.
d.      Supervisi harus dapat menjamin kontinuitas perbaikan dan perubahan program pengajaran.
e.       Supervisi bertujuan mengembangkan keadaan yang favorable untuk terjadinya proses belajar-mengajar yang efektif. Proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien hanya akan terjadi jika lingkungan proses itu mendukungnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar lingkungan memberikan tantangan kepada siswa untuk mengajar lebih baik.

Supervisi pendidikan meliputi supervisi terhadap pengajaran maupun komponen pendukungnya. Supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengajaran tetapi tidak langsung dengan siswa. Supervisi merupakan bantuan kepada guru dalam perbaikan situasi pengajaran. Dalam kaitannya dengan perbaikan situasi belajar-mengajar ini, tugas seorang supervisor (Harris, 1975) adalah membantu guru dalam hal :
a.        Pengembangan kurikulum.
b.      Pengorganisasian pengajaran.
c.       Pemenuhan fasilitas sesuai dengan rancangan proses belajar mengajar.
d.      Perancangan dan perolehan bahan pengajaran sesuai dengan rancangan kurikulum.
e.       Perencanaan dan implementasi dalam peningkatan pengalaman belajar.
f.       Pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar mengajar.
g.      Pengkoordinasian antara kegiatan bel;ajar-mengajar dengan kegiatan layanan lain yang diberikan sekolah / lembaga pendidikan kepada siswa.
h.      Pengembangan hubungan dengan masyarakat dengan mengusahakan lalu lintas informasi yang bebas tentang hal yang berhubungan dengan kegiatan pengajaran.
i.        Pelaksanaan evaluasi pengajaran, terutama dalam perencanaan, pembuatan instrumen, pengorganisasian dan penetapan prosedur untuk pengumpulan data , analisis dan interpretasi hasil pengumpulan data, serta pembuatan keputusan untuk perbaikan proses pengajaran.


C. TEKNIK SUPERVISI

1.      Pendekatan humanistik
Pendekatan humanistik timbul dari keyakinan bahwa guru tidak dapat diprlakukan sebagai alat semata-mata untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar. Dalam proses pembinaan guru mengalami perkembangan secara terus menerus dan program supervisi harus dirancang untuk mengikuti pola perkembangan itu. tugas supervisor adalah membimbing sehingga makin lama guru makin dapat berdiri sendiri dan berkembang dalam jabatannya dengan usaha sendiri. Teknik supervisi yang digunakan oleh supervisor yang menggunakan pendekatan humanistik tidak mempunyai format yang standar, tetapi tergantung kepada kebutuhan guru. Jika tahapan supervisi dibagi menjadi tiga bagian yaitu observasi, analisis, dan interpretasi, maka supervisi dilakukan sebagai berikut :
a.       Pembicaraan awal. Supervisor memancing apakah dalam mengajar guru mempunyai kesulitan.
b.      Observasi. Jika guru perlu bantuan, supervisor mengadakan observasi kelas. Ia mengamati kegiatan didalam kelas.
c.       Analisis dan interpretasi. Sesudah melakukan observasi supervisor kembali kekantor memikirkan kemungkinan kekeliruan guru tentang dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
d.      Pembicaraan akhir. Jika perbaikan telah dilakukan pada periode tertentu guru dan supervisor mengadakan pembicaraan akhir.
e.       Laporan. Laporan ini ditulis untuk guru, kepala sekolah, atau atas kepala sekolah untuk bahan perbaikan selanjutnya.



2.      Pendekatan kompetensi
Pendekatan kompetensi didasarkan atas asumsi, bahwa tujuan supervisi adalah membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru.
Teknik supervisi yang menggunakan pendekatan kompetensi adalah sebagai berikut :
a.       Menetapkan kriteria tunjuk kerja yang dikehendaki.

Kompetensi Kepala Sekolah




BAB I
Pendahuluan
Latar belakang

            Pada tingkat paling operasional, kepala sekolah adalah orang yang berada di garis terdepan yang mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Kepala sekolah diangkat untuk menduduki jabatan yang bertanggung gugat mengkoordi-nasikan upaya bersama mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah masing-masing. Dalam praktik di Indonesia, kepala sekolah adalah guru senior yang dipandang memiliki kualifikasi menduduki jabatan itu. Tidak pernah ada orang yang bukan guru diangkat menjadi kepala sekolah. Jadi, seorang guru dapat berharap bahwa jika "beruntung" suatu saat kariernya akan berujung pada jabatan kepala sekolah. Biasanya guru yang dipandang baik dan cakap sebagai guru diangkat menjadi kepala sekolah. Dalam kenyataan, banyak di antaranya yang tadinya berkinerja sangat bagus sebagai guru, menjadi tumpul setelah menjadi kepala sekolah.
          Jika kepala sekolah memiliki kompetensi yang optimal sudah barang tentu akan dapat menjalankan tugas dan fungsi pokoknya secara optimal pula. Untuk dapat berperan dalam mengoptimalkan kompetensi guru kepala sekolah harus menguasai dulu kompetensi kepala sekolah juga kompetensi guru mengingat kepala sekolah juga seorang guru.
           Peran ganda kepala sekolah (sebagai pimpinan dan guru) memang bukan hal yang boleh dikatakan sepele karena ini justru bisa menjadi buah simalakama. Kepala sekolah dituntut harus mampu menjadi guru yang lebih dari guru biasa. Kepala sekolah harus mampu menjadi model bagi guru lain dalam hal apa saja, apalagi dalam hal menyampaikan materi pelajaran di ruang kelas. Jika kini pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM sedang jadi trend, kepala sekolah harus yang pertama dapat menjadi contoh. Jika kepala sekolah harus menagih administrasi mengajar guru, tunjukkan bahwa administrasi mengajarnya sendiri juga telah selesai dikerjakan.


BAB II
A.   Pengertian  kompetensi kepala sekolah
Sebelum membahas tentang kompetensi kepala sekolah, hendaknya kita mengetahui tentang arti kompetensi itu sendiri. Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan yang diperlihatkan seseorang ketika melakukan sesuatu. Memahami visi dan misi serta memiliki integritas yang baik saja belum cukup. Jadi, seorang kepala sekolah yang berkompetensi, ia harus mempunyai kecakapan dan memahami visi dan visi serta memiliki intregitas yang baik. Agar berhasil, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk dapat mengemban tanggung jawabnya dengan baik dan benar. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah? Setidaknya ada kesepakatan bahwa kepala sekolah perlu memiliki sejumlah kompetensi berikut (diadaptasi dari CCSSO, 2002).
1.      Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah.
2.      Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan     program pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan staf.
3.      Menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif.
4.      Bekerja sama dengan orang tua murid dan anggota masyarakat, menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat
5.      Memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas.
6.      Memahami, menanggapi, dan mempengaruhi lingkungan politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih luas.


B.   Jenis – jenis kompetensi
·         Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi:
 (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
 (b) pemahaman terhadap peserta didik;
 (c)pengembangan kurikulum/ silabus;
 (d) perancangan pembelajaran;
 (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
 (f) evaluasi hasil belajar; 
 (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang    dimilikinya.
  • Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang:
(a)   Mantap
(b)   Stabil
(c)    Defwa
(d)   Arif dan bijaksana
(e)   Berwibawa
(f)     Berakhlak mulia
(g)    Menjadi teladanbagi peserta didik
(h)   Mengevaluasi kinerja sendiri
(i)     Mengembangkan diri secara berkelanjutan.

·         Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk :
ü  berkomunikasi lisan dan tulisan;
ü  menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;
ü   bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga    
                Kependidikan, orangtua / wali peserta didik.
ü    bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

·         Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:
(a)   konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan
materi ajar.
 (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
 (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;
 (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan
 (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan    
       Nilai dan budaya nasional.

C.   Kompetensi – kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah
Kompetensi 1:
Memfasilitasi penyusunan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi dan misi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah. Kepala sekolah harus dapat memastikan bahwa sekolahnya memiliki visi dan misi yang jelas dan disepakati bersama serta didukung oleh komunitas sekolahnya. Jika visi dan misi itu belum ada, ia harus berinisiatif untuk menyusunnya dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan atas sekolahnya.
Kompetensi 2:
Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan program pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan staf. Kepala sekolah harus dapat memastikan adanya lingkungan sekolah yang kondusif. Sekadar mengingatkan, lingkungan belajar yang kondusif memungkinkan orang-orang di dalamnya untuk mendayagunakan dan mengembangkan potensinya seoptimal mungkin. Kepala sekolah misalnya harus berupaya keras agar masalah-masalah sosial, seperti penyalahgunaan narkoba, tidak mengimbas ke dalam lingkungan sekolahnya. Dalam lingkungan seperti itu, para guru dan peserta didik termotivasi untuk saling belajar, saling memotivasi, dan saling memberdayakan. Suasana seperti memberi ruang untuk saling belajar melalui keteladanan, belajar bertanggung jawab, serta belajar mengembangkan kompetensi sepenuhnya.
Kompetensi 3:
 Menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif.Kepala sekolah harus dapat memastikan bahwa apapun prinsip-prinsip dan teknik manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah yang diterapkan semata-mata digunakan bagi kepentingan peserta didik. Ia harus dapat menjamin bahwa lingkungan fisik sekolahnya aman dan sehat bagi peserta didik, guru, dan staf pendukung lainnya.

 Kompetensi 4:
Bekerja sama dengan orang tua murid dan anggota masyarakat, menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat.Kepala sekolah harus menyadari bahwa tujuan sekolah tidak mungkin dicapai tanpa melibatkan semua pihak yang berkepentingan, utamanya para orang tua murid. Manajemen sekolah adalah upaya bersama agar hal-hal yang tadinya terasa besar dan berat menjadi lebih terkendali. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus tidak boleh putus harapan untuk menghimbau dan merangkul semua pihak yang berkepentingan demi kemajuan sekolahnya.
Kompetensi 5:
Memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas. Kepala sekolah pastilah berada dalam posisi yang serba kikuk jika tidak menujukkan kualitas perilaku yang dapat diteladani. Dapat dipercaya, konsisten, komit, bertanggung jawab, dan secara emosional terkendali adalah kualitas yang seharusnya dimiliki para pimpinan. Karakter moral seperti itulah sebenarnya yang memiliki dampak jangka panjang. Kepala sekolah yang hanya mengandalkan kewenangan jabatannya untuk mempengaruhi lingkungan, hanya akan menimba hasil jangka pendek.
Kompetensi 6:
 Memahami, menanggapi, dan mempengaruhi lingkungan politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih besar. Kepala sekolah perlu menyadari bahwa kehidupan di sekolahnya adalah bagian dari lingkungan kehidupan yang lebih luas. Kehidupan lain di luar sekolahnya ikut berpengaruh dalam upayanya mengelola sekolah dengan baik. Berpikir sistem membantunya untuk memahami posisi sekolahnya dalam gambaran yang lebih besar. Sekolahnya sendiri adalah bagian dari subsistem sosial yang terkait dengan sistem politik, ekonomi, dan lain-lainnya.




D.    Peranan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru
Kepala sekolah memiliki peranan ganda dalam menjalankan tugasnya. Selain ia seorang kepala sekolah, ia juga adala seorang guru. Kepala sekolah dituntut harus mampu menjadi guru yang lebih dari guru biasa. Kepala sekolah harus mampu menjadi model bagi guru lain dalam hal apa saja, apalagi dalam hal menyampaikan materi pelajaran di ruang kelas.sebagai kepala sekolah dan juga seorang guru, kepala sekolah harus benar-benar berkompeten baik dalam kapasitasnya sebagai pimpinan maupun sebagai guru sehingga dapat dijadikan model. Maka tidak sepatutnya seorang kepala sekolah marah-marah dan berperangai sewot berlebihan dengan melontarkan kata-kata menyakitkan pada guru ketika hasil UN jeblok, karena sesungguhnya kegagalan UN juga merupakan kegagalan seorang kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi guru yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000) mengemukakan bahwa “ kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru.” Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi sebagaimana telah dipaparkan di atas. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai :
1.      Educator (pendidik); Kepala sekolah menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
2.      Manajer; Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus   dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan
3.      Administrator; Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru.
4.      supervisor (penyelia); Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
5.      leader (pemimpin); Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kendati demikian menarik untuk dipertimbangkan dari hasil studi yang dilakukan Bambang Budi Wiyono (2000) terhadap 64 kepala sekolah dan 256 guru Sekolah Dasar di Bantul terungkap bahwa ethos kerja guru lebih tinggi ketika dipimpin oleh kepala sekolah dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada manusia.
6.       pencipta iklim kerja; Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan (modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator, E. Mulyasa, 2003
7.      wirausahawan; Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.




















BAB III
KESIMPULAN

        Setiap jabatan menggambarkan status yang diemban pemegangnya. Status itu, pada gilirannya, menunjukkan peran yang harus dilakukan pejabatnya. Peran utama yang harus diemban oleh kepala sekolah yang membedakannya dari jabatan-jabatan kepala lainnya adalah peran sebagai pemimpin pendidikan. Kepemimpinan pendidikan mengacu pada kualitas tertentu yang harus dimiliki kepala sekolah untuk dapat mengemban tanggung jawabnya secara berhasil. Apa saja kualitas itu? Pertama, kepala sekolah harus tahu persis apa yang ingin dicapainya (visi) dan bagaimana mencapainya (misi). Kedua, kepala sekolah harus memiliki sejumlah kompetensi untuk melaksanakan misi guna mewujudkan visi itu. Dan ketiga, kepala sekolah harus memiliki karakter tertentu yang menunjukkan integritasnya.
Tanpa adanya standar kompetensi yang cukup tinggi bagi para kepala sekolah rasanya sukar berharap bahwa pendidikan di Indonesia akan dikenal berkualitas baik di dunia. Karena kepala sekolah yang berkompetensi mampu meningkatkan kualitas pendidikan disekolah yang ia pimpin. Untuk itu seorang kepala sekolah yang berkompeten harus memiliki kecakapan dan memahami visi dan misi sekolah agar sekolah tersebut menjadi maju dan berkualitas.











Keterampilan Bertanya


BAB I
Pendahuluan

Latar belakang
Keterampilan dasar pada guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perananannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien. Disamping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplemasikan berbagai strategi pembelajaran, salah satunya yaitu keterampilan dasar bertanya. Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai, karena dengan keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Dapat dirasakan,  pembelajaran akan menjadi sangat membosankan mana kala selama berjam – jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan. Oleh karena itu dalam setiap proses pembelajaran, bertanya merupakan kegiatan yang selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Mengingat begitu pentingnya peranan bertanya dalam proses pembelajaran, maka setiap guru harus memiliki ketrampilan ini untuk menjamin kualitas pembelajaran.
Dalam proses belajar yang dil;aksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang diajukan. Pada kenyataannya dilapangan banyak para guru yang tidak menguasai teknik – teknik dalam memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga banyak pertanyaan tersebut hanya bersifat knowledge saja artinya kebanyakan hanya mengandalkan ingatan. Pengertian dan rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan peningkatan kemampuan berfikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon siswa.


BAB II
Pembahasan
Para ahli percaya bahwa pertanyaan yang baik memiliki dampak positif terhadap siswa, diantaranya :
1.      Bisa meningkatkat partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran.
  1. Dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, sebab berfikir itu sendiri ada hakekatnya bertanya.
  2. Dapat membangkitkat rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban.
  3. Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas.

Mengingat pentingnya peranan bertanya dalam proses pembelajaran, maka setiap guru Harus memiliki keterampilan ini sebagai calon guru yang baik, kita  harus paham bagaimana bertanya yang baik.
Ada empat alasan mengapa seorang guru perlu menguasai keterampilan bertanya, yaitu:
1) Guru cenderung mendominasi kelas dengan ceramah
2) Siswa belum terbiasa mengajukan pertanyaan
3) Siswa harus dilibatkan secara mental-intelektual dengan maksimal
4) Adanya anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.
a. Beberapa petunjuk teknis:
1.      Tunjukan keantusiasan dan kehangatan.
Yang dimaksud kehangatan dan keantusiasan adalah cara guru mengekspresikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan. Baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban siswa, sikap dan gaya guru suara, ekpresi wajah, gerakan badan, dan sebagainya. Menampilkan ada tidaknya kehangatan.
2.      Berikan waktu secukupnya kepada siswa untuk berfikir.
Salah satu kelemahan guru yang sering terjadi adalah ketidak sabaran untuk segera menemukan jawaban yang sesuai dengan jawaban guru oleh karenaya, guru sering menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan, sehingga pada akhirnya pertanyaan tersebut sama sekali mempunyai makna untuk membelajarkan siswa. Oleh karena itu dalam proses bertanya guru perlu  memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa menemukan jawaban yang tepat.
3.      Atur lalulintas Tanya jawab
Sering terjadi khususnya disekolah-sekolah tingkat dasar, ketika guru bertanya, secara bersama-sama siswa menjawab serempak pertanyaan yang diajukan sehingga sulit menangkap siswa jawaban yang diberikan guru. Hal ini tentu saja bukan cara yang bagus sebaiknya guru harus mengatur Tanya jawab.
Artinya setelah pertanyaan diberikan kepada seluruh siswa, aturlah siapa yang pantas memberikan jawaban, suruh yang lain menyimak jawaban tersebut.
4.      Hindari pertanyaan ganda.
Peratnyaan ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan  beberapa jawaban sekaligus, pertanyan semacam ini akan membingungkan siswa, sehingga akan mengganggu proses berfikir siswa karena tidak fokus terhadap arah pertanyaan yang diajukan.

b. Meningkatkan kualitas pertanyaan.

Dalam teknik bertanya perlu diperhatikan bagaimana meningkatkan kualitas pertanyaan agar mampu menjadi alat untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa.


1.  Berikan pertanyaan secara berjenjang.
Yang dimaksud pertanyaan secara berjenjang adalah pengaturan pertanyaan
yang dimulai dari pertanyaan tingkat rendah ke pertanyaan  tingkat tinggi.
Artinya, sebaiknya dalam memberikan pertanyaan diawali dengan pertanyaan mengingat,lalu pertanyaan pemahaman, penerapan, dan seterusnya. Guru harus menghindari pertanyaan yang bolak-balik.
2.      Gunakan pertanyaan- pertanyaan untuk mengacakanyaan .
Pertanyaan - pertanyaan yang sifatya mengacak sangat diperlukan utuk meningkatkan kualitas bertanya sebagai alat pembelajaran.

Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan adalah sebagai berikut:
  1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
  2. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
  3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
  4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
  5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
  6. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
  7. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
  8. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
Pertanyaan yang baik mempunyai berbagai fungsi antara lain:
1)      Mendorong siswa untuk berfikir
2)      Meningkatkan keterlibatan siswa.
3)      Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan.
4)      Mendiagnosis kelemahan siswa.
5)      Memusatkan perhatian siswa pada satu masalah.
6)      Membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik.
Bertanya merupakan tingkah laku yang sangat penting di dalam kelas bertanya untuk mengetahui apakah kualitas berfikir siswa dari sederhana terjadi perubahan frerfikir secarakompleks setelah diberikan pelajaran.
Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan siswa untuk berfikir dan mengemukakan jawaban yang sesuai dengan harapan guru. Guru dalam mengajukan pertanyaan kepada seorang siswa sering kali tidak terjawab, sebab maksud pertanyaan tersebut kurang dapat dipahami oleh siswa dalam hal ini.
Sardinian 1987 dalam bukunya ‘Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar’ mengatakan bahwa.
Pertanyaan yang baik mempunyai ciri-ciri:
(1) Kalimatnya singkat dan jelas.
(2) Tujuannya jelas.
(3) Setiap pertanyaan hanya -satu masalah.
(4) Mendorong anak untuk berfikir kritis.
(5) Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak.
(6) Bahasa dalam pertanyaan dikenal baik oleh siswa, dan
(7) tidak menimbulkan tafsiran ganda
Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom
  • Pertanyaan pengetahuan (recoil question atau knowledge question), atau ingatan                dengan menggunakan kata-kata apa, di mana, kapan, siapa, dan sebutkan. 
  • Pertanyaan pemahaman (comprehension question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri. Biasanya menggunakan kata-kata jelaskan, uraikan, dan bandingkan. 
  • Pertanyaan penerapan (aplication question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya. 
  • Pertanyaan sintesis (synthesis question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut murid untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari komunikasi. 
  • Pertanyaan evaluasi (evaluation question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isyu yang ditampilkan. 
Jenis pertanyaan menurut maksudnya
1.      Pertanyaan permintaan (compliance question), yakni pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan
2.      Pertanyaan retoris (rhetorical question), yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru. Hal ini merupakan teknik penyampaian informasi kepada murid.. 
3.      Pertanyaan menuntun (prompting question), yaitu pertanyaan yang diajukan untuk menuntun dalam proses berpikirnya. Hal ini dilakukan apabila guru menghendaki agar siswa memperhatikan dengan saksama bagian tertentu atau inti pelajaran yang dianggap penting.
4.       Pertanyaan menggali (probing question), yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan pada
pertanyaan sebelumnya.








Kesimpulan
Bagi seorang pendidik, menguasai keterampilan bertanya adalah hal yang sangat penting, karena keterampilan tersebut dapat digunakan untuk berbagai tujuan:                     salah satunya yaitu untuk mengetahui keberhasilan guru dalam me ngajar. Pertanyan – pertanyaan tersebutpun memiliki banyak fungsi yaitu mendorong siswa untuk berfikir meningkatkan keterlibatan siswa, mengtahui kelemahan siswa dan lain- lain.
Keterampilan bertanya merupakn keterampilan dasar yang harus  dimiliki oleh seorang pendidik. Dalam proses belajar mengajar, merupakan peranan penting sebab bertanya jantung pembelalajaran, dimana jika pertanyaan- pertanyaan tersebut tersussun dengan baik, maka akan memberikan dampak yang baikpun bagi siswa. Dalam mengajukan pertanyaan - pertanyaan, seseorang guru hendaknya memp[erhatikan sikap, gaya, suara gerakan badan dan exkspresi wajah yang mendukung.jangan menunjukan sikap - sikap atau ekspresi wajah yang terlalu menyeramkan atau tidak mendukung karma hal itu akan berdampak negative kepada siswa.
Keterampilan bertanya adalah hal yang penting untuk dikuasai, karena dengan kleterampilan itu kita dapat menghidupkan suasana kelas yang hal tersebut membantu untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar.







TUGAS KELOMPOK
KETERAMPILAN BERTANNYA
Disusun oleh:

EKA PUSPITA NINGSIH                08340461
EMAYANA                                       08340555
HENI PUSPITA SARI                      08340564
HUJJAH MUTAMINAH                  08340475
SRI MULYATI                                  08340513
SRI WAHYUNI                                08340514


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHHAMMADIYAH METRO


DAFTAR PUSTAKA

Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Standard Proses Pendidikan. Jakarta:
(http://widyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/12222/Keterampilan+bertanya.doc. 11-10-09 20.41)
(http://www.jambiekspres.co.id/index.php/guruku/2506-pentingnya-guru-mengusai-keterampilan-mengajar.html 11-10-09 20.38 )